Sabtu, 15 Agustus 2015

DISCHARGE PLANNING



Oleh : Zulkarnain, S.Kep.NS. Cht, CWCCA


Pendahuluan
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya (RCP,2001). Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan. Merupakan usaha keras perawat demi kepentingan pasien untuk mencegah dan meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan sebagai anggota tim kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain untuk merencanakan, melakukan tindakan, berkoordinasi dan memfasilitasi total care dan juga membantu pasien memperoleh tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

Tujuan Discharge Planning
Adalah meningkatkan kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas perawatan dan memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan. Discharge Planning dapat  mengurangi hari rawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada keluarga dapat dilakukan melalui Discharge Planning ( Naylor, 1990 ). Dan menurut Mamon et al (1992), pemberian discharge planning dapat meningkatkan kemajuan pasien, membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum disebelum dipulangkan, beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa discharge planning memberikan efek yang penting dalam menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan kekambuhan dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas (Leimnetzer et al,1993: Hester, 1996)
Seorang Discharge Planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan dan memonitor dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan (Powell,1996). Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses pengobatan pasien dan dalam team discharge planner rumah sakit, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses keperawatan dapat memberikan kontinuitas perawatan melalui proses discharge planning ( Naylor,1990 ) . Perawat dianggap sebagai seseorang yang memiliki kompetensi lebih dan punya keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat, mengelola dan memiliki komunikasi yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam masyarakat. (Harper, 1998 ).

Keuntungan Discharge Planning
Bagi Pasien :
-    Dapat memenuhi kebutuhan pasien
-    Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya.
-    Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
-    Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support sebelum timbulnya masalah.
-    Dapat memilih prosedur perawatannya
-    Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya.

Bagi Perawat :
-    Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
-    Menerima informasi kunci setiap waktu
-    Memahami perannya dalam system
-    Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
-    Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang berbeda.
-    Bekerja dalam suatu system dengan efektif.

Justifikasi Metode Discharge Planning
Di Indonesia semua pelayanan keperawatan di Rumah Sakit , telah merancang berbagai bentuk format Discharge Planning, namun discharge planning kebanyakan dipakai hanya dalam bentuk pendokumentasian resume pasien pulang, berupa informasi yang harus di sampaikan pada pasien yang akan pulang seperti intervensi medis dan non medis yang sudah diberikan, jadwal kontrol, gizi yang harus dipenuhi setelah dirumah. Cara ini merupakan pemberian informasi yang sasarannya ke pasien dan keluarga hanya untuk sekedar tahu dan mengingatkan, namun tidak ada yang bisa menjamin apakah pasien dan keluarga mengetahui faktor resiko apa yang dapat membuat penyakitnya kambuh, penanganan apa yang dilakukan bisa terjadi kegawatdaruratan terhadap kondisi penyakitnya,  untuk itu pelaksanaan discharge planning di rumah sakit apalagi dengan penyakit kronis seperti stroke, diabetes mellitus, penyakit jantung dan lain-lain yang memiliki resiko tinggi untuk kambuh dan berulangnya kondisi kegawatan sangat penting dimana akan memberikan proses deep-learning pada pasien hingga terjadinya perubahan perilaku pasien dan keluarganya dalam memaknai kondisi kesehatannya.

Contoh Discharge Planning yang diberikan pada pasien TB Paru :
Yang prinsip pelaksanaannya tetap melalui proses pengkajian, sehingga perawat dapat memulai discharge planning tergantung hasil pengkajian.

Prinsip Discharge Planning
1.      Kordinasi (saling berhubungan)
2.      Interdisiplin (saling menjaga, disiplin ilmu,keterampilan sesuai standar keperawatan)
3.      Pengenalan secara dini mungkin (penjelasan tentang apa yang kita informasi)
4.      Perencanaan secara hati-hati
5.      Melibatkan klien dan keluarga dalam memberikan perawatan

Karakteristik indikasi kebutuhan discharge planning
1.      Kurang pengetahuan tentang pengobatan
2.      Isolasi sosial
3.      Diagnosa baru penyakit kronik
4.      Operasi besar
5.      Perpanjangan operasi besar
6.      Orang labil
7.      Penatalaksanaan dirumah secara kompleks
8.      Kesulitan finansial
9.      Ketidakmampuan menggunakan sumber rujukan /fasilitas pelayanan kesehatan
10.  Penyakit  terminal
Prioritas klien yang mendapatkan discharge planning
1.      Umur diatas 70 tahun
2.      Maltipe diagnosis
3.      Resiko kematian yang tinggi
4.      Terbatas mobilitas fisik
5.      Keterbatasan merawat diri sendiri
6.      Penurunan status kognisi/kognitif
7.      Resiko terjadi cedera
8.      Tunawisma
9.      Fakir miskin
10.  Penyakit kronis
11.  Pasien diagnosis baru
12.  Penyalahgunaan zat
13.  Sering keluar masuk emergency
Komponen Discharge Planning
1.      Jadwal kontrol dan menjelaskan pentingnya melakukan kontrol.
2.      Perawatan di rumah
1.      Meliputi pemberian  pengajaran  atau pendidikan kesehatan (health education) mengenai : diet, mobilisasi, waktu kontrol dan tempat kontrol. Pemberian  pembelajaran  disesuaikan  dengan tingkat  pemahaman  pasien  dan keluarga. mengenai perawatan selama pasien di rumah nanti.
2.      Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya
3.      Pada pasien yang akan pulang dijelaskan obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara pemberian, dan waktu yang tepat minum obat.
4.      Obat-obatan yang dihentikan
5.      Meskipun ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh pasien, obat-   obatan tersebut tetap dibawakan ke pasien.
6.      Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil pemeriksaan selama MRS dibawakan ke pasien waktu pulang
7.      Surat-surat seperti : surat keterangan sakit, surat kontrol dan lain-lain.
Tahap-tahap Discharge Planning
a.       Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari unit perawatan. Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge agar transisi dari rumah sakit ke rumah dapat efektif. Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah :
1.      Data kesehatan
2.      Data pribadi
3.      Pemberi perawatan
4.      Lingkungan
5.      Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung
b.      Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai unit perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan perawatan. Keluarga penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau potensial.
c.        Perencanaaan : Hasil yang diharapkan
Menurut Luverne & Barbara (1988), perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
1.       Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
2.       Environment (Lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.
3.       Treatrment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk memberikan keterampilan perawatan.
4.       Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan pearwatan kesehatan tambahan.
5.       Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
6.       Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya. 
d.      Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary). Instruksi tertulis diberikan kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan di rumah.
Penyerahan homecare dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien dan perawatannya diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang jenis pembedahan, pengobatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status fisik dan mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya kurangnya pemberi perawatan, atau tidak ada pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan oleh klien. Transportasi harus tersedia pada saat ini
e.       Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus-menerus dan membutuhkan revisi dan juga perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau kunjungan rumah (homevisit). Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam variabel :
1.      Derajat penyakit
2.      Hasil yang diharapkan dari perawatan
3.      Durasi perawatan yang dibutuhkan
4.      Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan
5.      Komplikasi tambahan
6.      Ketersediaan sumber-sumber

Alur atau Mekanisme Discharge Planning
Keluar Rumah Sakit

Monitor (sebagai program service savety) oleh : keluarga dan petugas.

Perencanaan pulang

Lain-lain

Program HE:
1.    Kontrol dan obat/perawatan
2.    Diet
3.    Aktivitas dan istirahat
4.    Perawatan diri

Penyelesaian administrasi



Monitor (sebagai program servicesafety)
Oleh:
Keluarga dan petugas

Keterangan:
1.      Tugas perawat primer
a.       Membuat perencanaan pulang (discharge planning)
b.      Membuat leaflet
c.       Memberikan konseling
d.      Memberikan pendidikan kesehatan
e.       Menyediakan format discharge planning
f.       Mendokumentasikan discharge planning
2.      Tugas perawat associate
a.       Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat perawatan dan diakhiri perawatan).

Tindakan Keperawatan pada Waktu Perencanaan Pulang
Tindakan perawatan yang diberikan pada waktu perencanaan pulang  yaitu  meliputi  :
a.       Pendidikan (edukasi, redukasi, reorientasi) pendidikan kesehatan diharapkan bisa mengurangi angka kambuh dan meningkatkan  pengetauan  pasien.
b.      Program pulang  bertahap
Bertujuan untuk melatih pasien kembali  kelingkungan keluarga dan masyarakat  antara lain apa yang harus dilakukan pasien di rumah sakit, apa yang harus dilakukan  keluarga.
c.       Rujukan
Integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai  hubungan langsung antara perawatan community dengan rumah sakit sehingga dapat  mengetahui  perkembangan  pasien  dirumah.
Jenis pemulangan Pasien
1.      Conditinal  discharge  (pulang  sementara atau cuti), keadaan  pulang  ini dilakukan  apabila  kondisi  pasien  bagus  tidak  terdapat  kompilikasi. Pasien  untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari  pihak rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
2.      Absolute  discharge (pulang mutlak atau selmanya) cara ini merupakan akhir dari hubungan pasien dengan  rumah sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat kembali maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
3.      Judical discharge (pulang paksa) kondisi ini pasien  diperbolehkan  pulang walaupun kondisi  kesehatan tidak memungkinkan  untuk pulang, tetapi pasien  harus  dipantau  dengan  melakukan  kerjsama  dengan  perawat puskesmas  terdekat.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Discharge Planning
Meskipun pasien telah dipulangkan, penting bagi pasien dan keluarga mengetahui apa yang telah dilaksanakan dan bagaimana mereka dapat meneruskan untuk meningkatkan status kesehatan pasien. Selain itu, ringkasan pulang tersebut dapat disampaikan oleh perawat praktisi/perawat home care dan mungkin dikirim ke dokter primer/dokter yang terlibat untuk dimasukkan dalam catatan institusi untuk meningkatkan kesinambungan perawatan dengan kerja yang kontinu ke arah tujuan dan pemantauan kebutuhan yang berubah (Doenges & Moorhouse, 2000).
Discharge Planning harus disesuaikan dengan :
1.      Kebutuhan klien, tersedianya tim kesehatan
2.      Dimulai sejak awal masuk rumah sakit
3.      Disusun oleh tim


Kesimpulan
Discharge planning adalah komponen sistem perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya yang dituliskan untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang  lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien dan keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
Tujuan utama discharge planning adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sedangkan, manfaat discarge planning bagi pasien diantaranya dapat menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali ke rumah sakit, dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa serta dapat kembantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan.
Tahap-tahap discharge planning pada dasarnya sama dengan tahap-tahap dalam asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.






























                                                CONTOH DISCHARGE PLANNING PADA KLIEN TB PARU

Tahap I
Pengetahuan
Tahap II
Tindakan
Tahap III
Pencegahan berulang
Tahap IV
Pertemuan keluarga
Tahap V
Rencana Tindak Lanjut
Objektif

Evaluasi
Objektif
Evaluasi
Objektif
Evaluasi
Objektif
Evaluasi
Objektif
Evaluasi
¨  Pengertian TB



¨  Penyebab TB





¨  Tanda & Gejala
TB


¨  Penatalak sanaan



¨  Komplikasi




¨  Cara Penularan




¨  Pencega
         han




¨  Diagnosis TB
- Darah
- Rontgen
- Sputum
- Mantoux Test
Bagaimana anda mengetahui bahwa penyakit yang anda rasakan berulang ?

Apa yang anda lakukan bila mengalami batuk lama lebih dari 3 mg atau disertai batuk darah

Berapa lama anda akan minum obat jika mengalami sakit seperti ini ?

Apa yang akan terjadi bila anda tidak menuntaskan minum obat

Bagaimana anda bisa terkena penyakit ini ?


Apa yang anda lakukan agar penyakit ini tidak menular kepada yang lain ?

Apa yang anda lakukan untuk memastikan bahwa anda terkena penyakit paru ?





¨ Napas dalam
¨ Batuk efektif
¨ Relaksasi
¨ Posisi







Apa yang anda lakukan bila anda merasakan dahak kental dan sulit keluar, dan sesak nafas  ?

¨  Nutrisi




¨  Obat



¨  Lingkungan

Makanan apa yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh

Apa yang anda lakukan bila lupa minum obat ?

Bagaimana upaya anda untuk menciptakan lingkungan yang sehat untuk penderita TB Paru ?



¨  Pengawasan Obat


¨  Support system
Siapa yang akan menjadi PMO pasien?


Apa yang akan PMO lakukan bila pasien malas minum obat Apa yang keluarga lakukan agar mendapatkan dukungan untuk pengobatan sampai tuntas  ?
1.       Menentukan sarana pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau
2.       Menentukan jadwal minum obat
Puskesmas atau rumah sakit ?









Contoh Lampiran Proposal
PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE PLANING)
PENDAHULIUAN
Perencanan pulang (discharge planing)akan menghasilkan sebuah hubungan yang terintegras,yaitu antara perawatan yang diterima pada waktu dirumah sakit dengan perawatan yang diberikan setelah pasien pulang.Perawatan dirumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan perawatan dirumah.namun sampai saat ini,perencanaan pulang pada pasien yang yang dirawat pasien dirumah sakit belum optimal dilaksanakan,dimana peran perawat terbatas pada kegiatan rutinitas saja,yaitu hanya berupa informasi kontrol ulang. Pasien yang memerlukan perawatan kesehatan dirumah,konseling kesehatan atau penyuluhan dan pelayanan komunitas tetapi  tidak dibantu dalam upaya memperoleh  pelayanan sebelum pemulangan sering kembali keruang kedaruratan dengan masalah minor,dan seringkali diiterima kembali dalam waktu 24 jam sampai 48 jam dan kemudian pulang kembali.
           Discharge planing keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan rentang keperawatan. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan perawatan berkelanjutan yang artinya perawatan yang dibutuhkan oleh pasien dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan  perencanaan pulang akan berisiko terhadap beratnya penyakit,ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang baik terarah sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk proses perawan di rumah.
TUJUAN
Tujuan umum
          Setelah dilaksanakan praktik manajemen manajemen keperawatan diharapkan Ruang Paru mampu menerapkan discharge planing.

Tujuan khusus
1.       Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan.
2.       Mengidentifikasi masalah klien.
3.       Memprioritaskan masalah pasien yang utama.
4.       Mmembuat perencanaan pasien pulang yaitumengajarkan pada pasien yang harus dilakukan dan dihindari selama di rumah.
5.       Melakukan evaluasi pada pasien salama diberikan penyuluhan.
6.       Mendokumentasikan.
MANFAAT
1.       Bagi pasien
1)       Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan dirumah.
2)       Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien.
3)       Membantu pasien memiliki pengetahuan,keterampilan dan sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien.
2.       Bagi mahasiswa
1)       Terjadi pertukaran informasi antara mahasiswadengan pasiensebagai penerimaan pelayanan.
2)       Mengevaluasi ppengaruh intrervensi yang terencana pada penyembuhan pasien.
3)       Membantu kemandirian pasian dalam kesiapan melakukan perawatan dirumah.
PENGORGANISASIAN
Kepala ruangan           :
PP1                              :
PP2                              :
PA                               :
Dokter                         :
Pasien                          :
Keluarga                      :
MEKANISME KEGIATAN
-          Topik               : Discharge planing pada Tn. Juhri dengan diagnosis medis TBC 
-          Sasaran            : Tn. x
-          Hari/tanggal          :
-          Waktu              : 08.00 WIB
-          Materi              :
1.       Asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis TBC
2.       Masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan TBC
3.       Perencanaan pulang pada klien dengan TBC
METODE
1.      Diskusi.
2.      Tanya jawab.
MEDIA
1.      Status klien.
2.      Sarana dan Prasarana perawatan.
3.      Leaflet.

Pelaksanaan kegiatan
Tahap
Kegiatan
Waktu
Tempat
Pelaksana
Persiapan
1.      PP 1 sudah siap dengan status klien dan format discharge planning.
2.      Menyebutkan masalah klien.
3.     Menyebutkan hal-hal yang perlu diajarkan pada klien dan keluarga.
4.     Kepala ruangan memeriksa kelengkapan administrasi.
10 menit
Ners station
PP 1
Pelaksanaan
1.     PP 1 menyampaikan pendidikan kesehatan, melakukan demostrasi dan redemostrasi :
Ø  Diet
Ø  Aktivitas dan istirahat
Ø  Minum obat teratur
Ø  Perawatan diri
2.     PP 1 menanyakan kembali pada pasien tentang materi yang telah disampaikan.
3.     PP 1 mengucapkan terima kasih.
4.      Pendokumentasian.
30 menit
Bed pasien
PP 1

EVALUASI
1)      Struktur
a.        Persiapan dilakukan pada saat pasien masuk Ruang Paru.
b.        Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
c.        Penyusunan proposal.
d.       Menetapkan kasus.
2)      Proses
a.        Kelancaran kegiatan.
b.        Peran serta perawat yang bertugas.
3)      Hasil
  Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga.






Contoh Lampiran : FORMAT DISCHARGE PLANNING
DISCHARGE PLANNING
No. Reg.          : .....................................
Nama               : .....................................
Jenis Kelamin  : .....................................
Tanggal MRS  : .....................................
Bagian             : .....................................
Tanggal MRS  : .....................................
Bagian             : .....................................
Dipulangkan dari RSY dengan keadaan :
            Sembuh                                                           Pulang paksa
            Meneruskan dengan obat jalan                       Lari
            Pindah ke RS lain                                           Meninggal
A.             Kontrol
a.       Waktu                      :
b.      Tempat                     :
B.              Lanjutan perawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan, dan lain-lain)
C.              Aturan diet / nutrisi
D.              Obat-obat yang masih diminum dan jumlahnya :
E.               Aktivitas dan istirahat :
Yang dibawa pulang (Hasil Lab, Foto, ECG, obat, dan lain-lain) :
Lain-lain :
Surabaya, .............................
            Pasien/Keluarga                                                          Perawat

(                                            )                                      (                                   )



ROLE PLAY “DISCHARGE PLANNING” PADA PASIEN TN. X DENGAN DIAGNOSA MEDIS TBC

PENGORGANISASIAN
Kepala ruangan           :
PP1                              :
PP2                              :
PA                               :
Dokter                         :
Pasien                          :
Keluarga                      :

Pada suatu hari di rumah sakit X, di ruang melati terdapat pasien yangh bernama Tn. Juhri, dengan diagnosa medis TBC. Disaat pagi hari seorang perawat di ruangan sedang mempersiapkan berkas-berkas, lalu datang seorang dokter.
Dokter             : selamat pagi...
Perawat P1      : iya selamat pagi dokter...
Dokter             : bagaimana keadaan pasiennya?
Perawat P1      : begini dokter, pasien dan keluarganya sejak tadi malem minta untuk di pulangkan.
Dokter             : owh.. trus K.U nya bagaimana?
Perawat P1      : setelah tadi dilakukan observasi, K.U nya cukup baik dokter...
Dokter             : ya sudah sekarang saya lihat dulu keadaannya.
            Perawat dan dokter menuju ruangan pasien/tempat tidur pasien.
Perawat P1      : (tok.tok.tok) permisi.. selamat pagi.....
Keluarga px     : owh... maaf, selamat pagi juga..
Dokter             : bagiamana keadaannya bapak? Apakah masih sesak?
Pasien              : sudah tidak sesak lagi dokter, Cuma kadang-kadang saja..
Keluarga px     : tadi malam tidurnya juga saya lihat nyenyak dok.
Dokter             : owh, ya sudah kalau begitu, saya periksa dulu keadaannya ya pak...
Pasien              : baik dokter silahkan..!!
            Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, istri pasien menanyakan tentang kondisi pasien, dan apakah bisa dipulangkan?.
Keluarga px     : bagaimana kondisi suami saya dokter? Owh yaa.. apakah sudah bisa dibawa pulang?
Dokter             : keadaan suami ibu sudah cukup baik, dan sudah bisa dibawa pulang.
Keluarga px     : owh.. begitu dokter..
Dokter             : iya buk, tapi untuk obat-obatnya masih harus tetap diminum di rumah.
keluarga px      : baik dokter..
Dokter             : ya sudah kalau begitu saya permisi dulu..
Keluarga px     : iya dokter, terimakasih...
            Dokter dan perawat meninggalkan ruangan pasien, dan munuju ketempat perawat untuk menilis resep buat pasien.
Dokter             : (setelah selesai menulis resep obat) Baak... ini resep obatnya.
Perawat P1      : iya dokter..
Dokter                         : owh yaa, untuk berkas-berkas buat pasien kontrol nanti dijelasin sama pasien dan keluarganya yaa..
Perawat P1      : baik dokter...
Dokter                         : ya sudah, kalau begitu saya permisi dulu, assalamualaikum...
Perawat P1      : waalaikum salaam.. terimakasih dokter..
Dokter meninggalkan ruangan tersebut, dan perawat mempersiapkan berkas-berkas dan mengantarkan resep obat ke apotik.
Perawat P1      : Mas..!!
Perawat A       : iya mbak..
Perawat P1      : minta tolong ke apotik ya.. ambilin obatnya bapak juhri..
Perawat A       : owh.. baik mbak..
            (setelah beberapa menit)
Perawat A       : ini mbak obatnya..
Perawat P1      : owh ya.. terimakasih ya mas...
Komunikasi antara perawat dengan kepala ruangan, untuk menunjukkan berkas-berkas yang akan dibawa oleh pasien.
PerawatP1       : permisi pak selamat pagi...
Karu                : iya..
Perawat P1          : begini bapak, barusan dr. Yogi sudah visite, dan pasien yang bernama bapak juhri sudah bisa dipulangkan hari ini..
Karu                : owh. Yang di ruangan meliti itu ya?
Perawat P1      : iya pak..
Karu                : berkas-berkasnya sudah disiapkan semua?
Perawat P1      : sudah pak..
Karu                : untuk hasil lab dan foto rongentnya?
Perawat P1      : iya pak, sudah saya masukkan juga di dalamnya pak..
Kar                    :  (sambil memeriksa berkas-berkas) “obat-obatnya sudah di siapkan sumua ya bak..
Perawat P1      : iya pak sudah semua..
Karu                  : (sambil mengembalikan berkas-berkas keperawat) “ya sudah, ini kembalikan ke pasiennya ya, terus jangan lupa kasih HE ya bak”...
Perawat P1        : baik pak, terimakasih..
Karu                  : iya...
Kemudian perawat P1, menjelaskan pada perawat P2...
Perawat P1        : Mas...
Perawat P2        : iya....
Perawat P1          : saya minta tolong ya... kasihkah obat ini kebapak Juhri.. eemm trus jangan lupa kasih HE sama jelasin tentang surat-surat yang harus dibawa saat kontrol...
Perawat P2          : baik mbak...
Perawat P1          : (sambil menyerahkan berkas-berkas pasien) “terus yang ini serahkan juga ke pasiennya yaa”...
Perawat P2          : baik mbak..
                 (Lalu perawat P2 menuju ruangan pasien)
Perawat P2          : permisi....
Keluargapx          : iya..
Perawat P2          : ibu.., ini obat yang harus diminum bapak di rumah, dan ini surat yang harus dibawa saat kontrol,kontrolnya nanti pada tanggal 16  bu, trus ini hasil LAB dan  foto rongentnya. Oh iya ibu mohon maaf, bapak inikan terkena penyakit TBC, jadi ibunya juga harus berhati-hati, supaya tidak tertular, terus kalau bapaknya mau meludah jangan sembarangan ya pak, apabila mau batuk, mulutnya ditutup pak ya, agar tidak sampai menular pada keluarganya....
Pasien                  : iya pak...
Perawat P2          : baiklah apakah masih ada yang mau ditanyakan? Bapak atau ibu?
Keluargapx          : iya Pak.. untuk obatnya berapa kali sehari? Terus untuk makanannya bagaimana Pak?
Perawat P2          : owh iya begini ibu, untuk obat TBC ini cukup diminum satu hari sekali, namun jangan sampai putus atau berhenti, trus jangan lupa kontrol setiap bulan, dan untuk makanannya,bapak cukup makan 4sehat 5sempurna saja itu sudah cukup, namun apabila makanan yang sekiranya merangsang batuk lebih baik dihindari, bagaimana bapak ibu apakah sudah mengarti?
Pasien: iya Pak..
Perawat P2          : Apabila belum ada yang mengerti ibu atau bapak, silahkan tanyakan kembali kepada saya atau kepada perawat yang lain, atau silahkan ibu membaca brosur ini.
Keluarga px         : iya pak terima kasih
Perawat P2          : baiklah kalau begitu, saya permisi dulu, nanti kalau sudah mau pulang, tolong lapor keperawatnya dulu ya Buk...
Keluarga px     : iya Bu..
Perawat P2          : ya sudah, saya permisi dulu ya.. “assalamualaikum”
Keluarga & pasien: “waalaikumsalam” (menjawab bersamaan).


























DAFTAR PUSTAKA




Harper E.A. 1998. Discharge planning: An interdisciplinary method. Chicago, IL : Silverberg Press
New Brunswick Department of Health and Wellness. 2002. Job definition of a discharge planning coordinator. Author: Fredericton, NB

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika


Depkes RI ( 2012 ), Pedoman nasional penanggulangan Tuberkulosis, cetakan ke 8. Jakarta. Depkes RI.


Harper E.A. (1998). Discharge planning: An interdisciplinary method. Silverberg Press:
Chicago, IL.
New Brunswick Department of Health and Wellness (2002). Job definition of a discharge planning coordinator. Author: Fredericton, NB.

Nursalam. (2009). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktek keperawatan profesional. Edisi 2. Salemba Medika. jakarta
Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktek keperawatan profesional. Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/dischargeplanning.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar